Semacam apologia kedua jika memang diperlukan itupun bila diperkenankan, oleh kawan-kawan, atas keputusan diluar ekspektasi begitu saja memenggal cerita ditengah episode pembicaraan yang sedang berlangsung.
Tidaklah jauh berbeda dengan apa yang sudah seseorang sampaikan dalam “Maaf, sampai dimana ya...?”-nya. Perkataannya bukan sekedar basa-basi pelunak kekakuan pembicaraan setelah lama tidak saling bicara, namun (sepertinya) lebih dekat kepada kekakuan yang sebenarnya.
Kenapa Apostrophe? Karena bagian dari “obrolan” kita sejauh ini memang terbatasi oleh kalimat-kalimat yang dikemas seperti apa yang sedang kita nikmati sekarang ini. Dan hanya dengan ‘tanda baca’ semacam ini kiranya saya bisa sedikit meluangkan apa yang dalam beberapa saat terakhir terhenti. Bukan untuk memulainya lagi tapi lebih kepada sekedar ingin tetap hanyut dalam arus ringan sementara tetap ingin menyadari untuk tergoncang riak segeliat waktu lalu memang tidaklah memungkinkan.
Sebagai sedikit motivasi, baru saja (saat sedang mengetik tulisan ini), Metro World News menggelitik saya dengan “AHLI IT MENEMUKAN CACAT PADA INTERNET EXPLORER” (saya yakin saat inipun kita akan sama-sama tergelitik) karena sudah lama kita tahu ini bukanlah sebuah berita ‘hangat’ dan ‘darurat’. Bukan semena-mena ingin menistakan pentingnya penyampaian berita ini, -terutama untuk ‘pusat masa’ zaman sekarang sekelas MetroTV. Lagipula saya pribadi lebih sering kecewa dengan media terutama jika berusaha mengemas keterlambatan dengan kemutakhiran peristiwa. Sayangnya, kebiasaan seperti ini berulang kali terjadi. Maaf, tapi itulah yang terjadi.
Dari sini kita akan dengan sedikit bisa lega bahwa setidaknya, media kita ini (baca: web) masih jauh lebih didepan dan (semoga) baik selama (baca: SELAMA) apa-apa yang buruk tidak dijadikan alasan untuk menggunakan media ini.
Blog, khususnya, meski sejauh ini berhasil membuat sebagian kita menggunakannya sebagai sesuatu yang bermanfaat, tapi tidak sedikit pula yang sebaliknya. Lalu kemudian apa yang menjadi pemicu utama ketika awal kita belajar menerbitkan apa yang kita sebut blog ini. Masih sejalankah dengan tujuan itu?. Ini hanyalah pertanyaan tanpa perlu jawaban benar atau salah. Bukanlah sebuah kesalahan alasan “iseng” atau “Cuma ingin belajar”. Tapi sekali lagi selama itu baik (dalam kadar yang umum kita terima).
Moderator yang ‘dibentuk’ blog dengan model ‘komentar’-nya adalah bentuk mutakhirnya komunikasi yang mungkin terjalin jika memang ia digunakan optimal. Blog dengan segala keterbatasannya seharusnya bisa lebih banyak berarti daripada bentuk social-networking konvensional. Sudah berapa banyak kata yang kita hamburkan? Sudah berapa banyak pula dari kata-kata itu yang benar-benar… baik. :)
{ditulis beberapa hari sebelum dipublikasi}
Tidaklah jauh berbeda dengan apa yang sudah seseorang sampaikan dalam “Maaf, sampai dimana ya...?”-nya. Perkataannya bukan sekedar basa-basi pelunak kekakuan pembicaraan setelah lama tidak saling bicara, namun (sepertinya) lebih dekat kepada kekakuan yang sebenarnya.

Jika bisa sejenak keluar dari diri sendiri, dan coba melihat diri itu sendiri, maka bukanlah sebuah kesalahan jika kemudian muara kesimpulan dari tulisan ini atau mungkin ini hanyalah suara gaduh tong kosong belaka. Karena seperti tidak berusaha membela diri, membiarkan tulisan-tulisan ini kadaluarsa, yang sebenarnya terhadap sebuah tulisan seseorang akan mungkin selalu berusaha untuk membuatnya bebas-waktu, sama sekali tidak bergantung waktu. Tapi tetap tidak menidurkan keinginan untuk menyampaikan bahwa ketika tulisan-tulisan itu muncul, sama sekali tidak ada usaha untuk mendustakan apa yang telah ada didalamnya. Keterhentian ini (yang meski telah terprediksi sebelumnya) murni karena sempitnya kesempatan yang saat ini bisa dimanfaatkan untuk kembali rutin saya jalin. Maafkan.
Sebagai sedikit motivasi, baru saja (saat sedang mengetik tulisan ini), Metro World News menggelitik saya dengan “AHLI IT MENEMUKAN CACAT PADA INTERNET EXPLORER” (saya yakin saat inipun kita akan sama-sama tergelitik) karena sudah lama kita tahu ini bukanlah sebuah berita ‘hangat’ dan ‘darurat’. Bukan semena-mena ingin menistakan pentingnya penyampaian berita ini, -terutama untuk ‘pusat masa’ zaman sekarang sekelas MetroTV. Lagipula saya pribadi lebih sering kecewa dengan media terutama jika berusaha mengemas keterlambatan dengan kemutakhiran peristiwa. Sayangnya, kebiasaan seperti ini berulang kali terjadi. Maaf, tapi itulah yang terjadi.
Dari sini kita akan dengan sedikit bisa lega bahwa setidaknya, media kita ini (baca: web) masih jauh lebih didepan dan (semoga) baik selama (baca: SELAMA) apa-apa yang buruk tidak dijadikan alasan untuk menggunakan media ini.
Blog, khususnya, meski sejauh ini berhasil membuat sebagian kita menggunakannya sebagai sesuatu yang bermanfaat, tapi tidak sedikit pula yang sebaliknya. Lalu kemudian apa yang menjadi pemicu utama ketika awal kita belajar menerbitkan apa yang kita sebut blog ini. Masih sejalankah dengan tujuan itu?. Ini hanyalah pertanyaan tanpa perlu jawaban benar atau salah. Bukanlah sebuah kesalahan alasan “iseng” atau “Cuma ingin belajar”. Tapi sekali lagi selama itu baik (dalam kadar yang umum kita terima).
Moderator yang ‘dibentuk’ blog dengan model ‘komentar’-nya adalah bentuk mutakhirnya komunikasi yang mungkin terjalin jika memang ia digunakan optimal. Blog dengan segala keterbatasannya seharusnya bisa lebih banyak berarti daripada bentuk social-networking konvensional. Sudah berapa banyak kata yang kita hamburkan? Sudah berapa banyak pula dari kata-kata itu yang benar-benar… baik. :)
{ditulis beberapa hari sebelum dipublikasi}