Web Indonesia


Membangun Komunitas Link Web Indonesia

1.FREE-7.NET -
http://www.free-7.net

2.O-OM.COM - http://www.o-om.com

3.Blog Firdaus A. - http://eosmate.blogspot.com

4.Judul Web/Blog anda- URL Web/Blog anda

5. ...


web indonesiaAda sebuah Filosofi politik yang mengatakan "Tidak ada teman dan tidak ada musuh yang abadi, yang ada adalah kepentingan bersama" . Mungkin filosofi ini yang meng-ilhami perushaan IBM bekerja sama dengan komunitas open source untuk menghadapi dominasi Microsoft dalam aplikasi sever.

Ter-inspirasi dari filosofi itu dan dari membaca dan berusaha memahami masalah link building dari posting Darren Rowse di problogger.net-nya (12 Tools and Techniques for Building Relationships with Other Bloggers) juga dari membaca ebook link building secret yg saya temukan , maka saya mencoba menarik kesimpulan intinya dan mencoba membangun ide untuk mengajak para blogger Indonesia bersama-sama menciptakan suatu komunitas online bagi blogger indonesia , untuk saling mengenal dan membangun suatu kerjasama win and win bukan win and lose (menang dan menang bukan menang dan kalah) dalam hal traffic , untuk menghadapi apa? yah boleh kalau di bilang untuk menghadapi web-web full komersil yang memiliki budged cukup untuk membeli segala fasilitas mendatangkan traffic , atau paling tidak ini adalah suatu cara untuk berkenalan dan saling mengenal dengan para blogger Indonesia yang lain dan kelak bisa kita jadikan Katalog Pribadi Web/Blog Indonesia.

Yap, ini bicara promosi blog , yang saya rasa lebih efektif di banding sekedar bertukar link lalu memasangnya di sidebar sebagai blogroll, karena umumnya pengunjung blog kita tidak melirik sama sekali link-link dalam blogroll kita.

Oke, yang saya maksud di sini adalah menyebarkan posting saya ini secara berantai, karena posting utama akan paling menjadi perhatian pengunjung blog kita. Yap ini ajakan suka-rela ,silahkan yang tertarik, dan yang tidak abaikan saja, bagi rekan-rekan senior yang trafficnya sudah tinggi juga silahkan jika ingin berbagi bersama, di bawah ini langkahnya:

1.Buat sebuah posting dengan judul Web Indonesia.
2.Copy-paste seluruh isi posting ini untuk isi posting anda.
3.Pada bagian atas kumpulan kode dalam teks area di atas ,masukan url-judul web anda di bawah url-judul web saya dan menambahkan nomor urut setelah web saya, jadi angka nomor urut anda adalah setelah no urut web saya....dan seterusnya secara berantai. 4.Setelah itu abadikan link url posting misalnya di letakan di sidebar, supaya kelak gampang di cari.

Salah satu tujuan utama saya adalah dalam rangka menyebarkan budaya ngeblog, saling mengenal dan membantu traffic bagi rekan2 pemula .Anda tidak akan saya curangi untuk memasang anchor text atau link web saya atau web lain-nya, tak ada satu link pun yang menuju alamat web atau blog saya atau lain-nya , tapi hanya sekedar alamat dalam bentuk teks untuk saling mengenal. juga logo web indonesia di atas cuma sekedar logo bersama, tak ada link atau keyword yang saya sisipkan. Dan jika masih ada pemikiran di akali karena web saya ada di urutan atas dari link anda , maka abaikan tulisan ini.

Jika berjalan lancar, saya rasa cara promosi ini tidak kalah efektif di banding berburu link dan mencari RSS submissions sebanyak banyaknya dengan melelahkan, bahkan RSS atau tukar link banyak kemungkinan link anda akan terhapus karena banyak sebab, tapi posting secara umum akan tetap ada sampai kapanpun . Dan ini bisa menjadi acuan untuk pelacakan hubungan link secara berantai melalui dari mana anda mendapatkan posting ini.

Hasil dari copy-paste dan penyebaran posting ini seterusnya adalah persis seperti isi posting ini dengan daftar link di bawah logo Web Indonesia yang semakin bertambah.

Jika ingin copy-paste kode HTML secara langsung klik di sini. Atau Copy-Paste Kode berikut:(paragraf terakhir ini terserah anda mau di ikutkan atau tidak).





[+/-] Selengkapnya...

Dasar Google : cuma ganti favicon baru, dibahas di banyak blog


Iya itu dia. Dasar Google. Maksud saya tak lain atas pernyataan diatas cuma permasalahan favicon Google. Favicon itu icon yang muncul pada tab internet browser kita sebagai "logo" halaman situs yang sedang kita baca [sudah tau!!].

Coba perhatikan favicon google yang muncul [saya lihatnya baru sekarang dan kebetulan saya pakai Firefox 2]. Memang sudah biasa Google mengganti favicon sekaligus logo Google itu sendiri di search engine-nya. Tapi biasanya.. [biasanya ya..], penggantian itu adalah bentuk Google memperingati atau mendukung Hari "apa" Sedunia. Misalnya saat kampanye "Global-warming", Google juga mengganti tema logon dan favicon-nya dengan yang lebih "matching" mungkin supaya tidak disebut salah kostum.

Karena penasaran, searching-lah saya dengan Google juga :D dengan keyword "favicon google", diurutan kedua muncul alamat blog yang saya anggap bisa memuaskan kepenasaran saya. Alamatnya ada di sini. Setelah baca-baca, ternyata mereka juga kebingungan, dan muncul opini macam-macam, ada yang bilang "Ini pasti browser Firefox-nya", pendapat ini bisa jadi benar, karena memang jika kita menggunakan Microsoft IE6 atau 7 untuk browsing, favicon Google 'biasa aja tuh' [KOREKSI : sekarang favicon Google yang baru juga muncuk di Internet Explorer 7]. Tapi ada juga yang berpendapat "Mungkin Google sedang pindah kepemilikan". Waah, pusing. dan ini sepertinya baru hari pertama, mungkin besok sudah berratus-ratus blogger menulis tentang perubahan favicon Google ini.

Sampai saat saya menulis ini, belum saya temukan 'penjelasan' dari Google sendiri. Entah jika sebenarnya ada, tapi saya tidak berhasil menemukannya. Sebenarnya sederhana saja, bisa jadi, pihak Google sudah bosan dengan favicon yang lama dan ingin mengganti dengan yang baru. Ya kan!. Atau tidak Ya kan! :D

Tapi ya begitulah Google. Sulit untuk tidak banyak dibicarakan. Dasar Google. :D

[+/-] Selengkapnya...

Ketika diam adalah pilihan terbaik


Kali ini prediksi jawaban atas judul posting ini adalah "emang iya!!, baru tau ya?!?" atau mungkin "Maksudnya apa ya mas?". Keduanya ternyata masih satu kubu. Satu jawaban mengiyakan, jawaban lain abstain yang artinya jawaban "iya" unggul satu suara. [sementara ini]

Berhubung pepatah "diam adalah emas" sudah cukup masyhur, maka Saya setuju-setuju sajalah. Melawan mainstream itu tidak selalu benar masalahnya. Bisa-bisa terlalu sering tidak percaya dengan perkataan orang malah membuat kita linglung seperti tersesat di tengah jalan (bukan hutan, terlalu mendramatisir).

Ya, seperti tersesat di tengah jalan. Artinya pada saat apapun selama masih punya nyawa, kita masih punya kesempatan percaya pada orang lain, dalam wujud bertanya. Kecuali jika memang kepercayaan itu belum sanggup tumbuh, maka ya sampai pada saat itulah (mungkin) kita harus masih tersesat.

Cerita barusan mengingatkan saya pada pepatah lain, yang ternyata tidak terlalu setuju dengan pepatah sebelumnya, yaitu "malu bertanya, sesat di.... " [lanjutkan sendiri]. Satu pepatah bilang, 'diam' yang lain berwasiat 'bertanya'. Jadi harus bagaimana? Diam, atau bertanya? Bukankah bertanya itu berarti tidak diam?. [silahkan menertawakan, jika mau]

Bertanya atau tidak, itu bisa dipilih bisa tidak. Diam atau bicara juga seperti itu. Permasalahan yang sebaiknya di pertanyakan adalah 'pada saat apa' atau dalam Bahasa Indonesia baku, kita mengenal "bilamana". Itu dia, pertanyaan yang terpampang jelas di juldul posting ini. Ketika....

Jadi ketika apa saja kita harus diam, jika ada yang 'ngeles' menjawab 'ketika diam adalah pilihan terbaik'. Maka dengan senang hati saya ingin bertanya lagi, "pilihan terbaik itu yang bagaimana?" [silahkan bingung, jika mau]

[Saya juga bingung] kalau harus menjawab soal pilihan terbaik. Tapi jelas, pilihan terbaik bukan di tangan kita. [semua setuju??... setujuuuu!!!] karena yang ada pada kita hanya pilihan yang menurut kita terbaik. Itu saja. Jawaban dari tiap pertanyaan 'bilamana' adalah selalu berkorelasi penuh dengan persoalan proporsional. Mudah ternyata jika kita mau menempatkan satu hal pada tempat dimana hal itu seharusnya berada. Tapi jelas, saya mendukung pendapat bahwa bersikap proporsi itu, sulit. TAPI HARUS. Kita diam, saat memang diam itu diperlukan. Kita bertanya, ketika bertanya itu diperlukan. Kapan? Tanya diri kita masing-masing.

Kata Nya 'tidak ada sesuatupun yang sia-sia',
bukankan itu adalah kesempurnaan proporsi?

Yang tidak setuju boleh ngacung [acungkan tangan] [raise your own hand].

[+/-] Selengkapnya...

Hidup (sepertinya) adalah trap-trap


Sebagian kita akan menjawab judul posting ini dengan "Baru tau??" atau mungkin "?????". Entah mana yang harus saya lebih hargai dari dua jawaban itu, hanya saja keduanya malahan memenuhi kebutuhan pengertian "hidup adalah trap-trap".

Sungguh perkataan ini awalnya tidak bersesuaian dengan pemikiran 'dangkal' saya. Saya yang lemah ini sama sekali tiak menyadari kebenaran perkataan ini. Terlalu mambabi-buta mengagungkan peribahasa biasa "samudra kehidupan", yang dengan itu, maka kesan yang dicapai adalah bahwa dalam padanya kita sedang 'berenang' mengarungi bermacam bentuk gelombang datang entah dari depan, kanan, kiri atau mungkin belakang. Lalu apa yang tidak sesuai?. Asumsi saya (ini cuma permasalahan saya ternyata) samudra selalu punya ketinggian sama relatif terhadap si pengarungnya. Berasumsi bahwa air dapat berupa level-level bertingkat pada satu daerah yang sama bertentangan dengan hukum-hukum fisika yang secara naluri sekalipun harus diakui.

Jadi lagi-lagi entah sampai dimana sekarang kita sedang berdiri, entah di trap keberapa juga tidak bisa dengan jelas kita tahu. Cuma Dia. Ini bukanlah penyampaian konsep hidup, ini bukanlah pemaksaan isme tentang sikap hidup. Hanya sebuah wacana bahwa, bukankah kita sama sekali tidak pernah bisa melihat jauh kedepan. Bukankah mata yang Tuhan berikan ini adalah bekal kita melihat apa yang di'uji'kan didepan mata kita.

Bukankah telinga kita ini hanya sanggup mendengar pada kisaran radius yang tak seberapa. Bukankah kita hanya sanggup meraba. Entah sampai dimana. Pula entah sampai kapan, walaupun pasti suatu waktu 'nanti'. Bahkan menyebut kata "nanti" pun masih agak menohok pertanyaan "mungkin akan sampai ke 'nanti'" ?. Sampai dimana?, sampai dimana kemampuan kita menerawang jauh dekat hidup. Jika ada yang mampu, dan ternyata 'jabatan'nya bukan utusan Tuhan, yang memang sudah tertutup kesempatan untuk menjadi utusan Tuhan saat ini. Maka apalah yang mampu saya percaya dari kata-katanya. Yang saya yakini hanyalah, saat ini dia sedang berada pada trap dimana ia merasa penempuhannya atas hidup ini, sudah dipuncaknya. Tapi, madam, mama, ki, shu, bukankah kalian juga berada dalam trap-trap itu. Semoga mengerti.

[+/-] Selengkapnya...

Selesai...(2)


Yup.... ini situs kedua yang selesai dikutak-kutik-kutek-kutuk. Tambahan header, pake foto editan semuasayangeko, plus edit tag sedikit.

Here there are, eMultiply :

Ini multiply yang sebelumya pernah cuma dipakai buat 'asal-ada' aja. Karena kita tahu, multiply, terkenal paling banyak sharing lagu, and i think sometimes i need it.
not bad, i hope. ya... nggak ko.

[+/-] Selengkapnya...

Digital Photography Design


Post ini, bukan tutorial, walaupun judul post agak rancu. Seperti yang akan membahas design dengan Photoshop. Tapi jika memang diperlukan mungkin nanti akan ada posting-posting yang akan membahas lebih detil tentang permasalahan ini.

Berikut ini, saya bawakan salah satu karya teman saya, sering menggunakan nick: semuasayangeko. Kita bisa lihat lagi yang lainnya di semuasayangeko.multiply.com Kenapa foto yang ini yg saya post disini? Soalnya itu foto ane.... he..he..

Yang disayangkan dari foto ini, terlepas dari proses edit digital-nya adalah, komposisi yang kurang ke kiri-bawah untuk "mata" si objek. Jadi memang sedikit aneh, tengah bukan, kiri juga bukan.

Tapi saya maafkan, karena si fotografer (setahu saya), juga merangkap jadi si modelnya, untuk foto ini.

[+/-] Selengkapnya...

Selesai......


Alhamdulillah, selesailah blog yang rencananya sebagai pengganti website untuk GSSTF. Walaupun diakui sangat jauh dari sempurna, tapi semoga saja sudah jauh juga dari 'nol'.

Mulanya, jika ditarik ke cerita yang jauh lebih lalu, sudah cukup lama saya mendengar keinginan menerbitkan situs yang benar-benar situs yang kalau Saya tidak salah ingat, sudah sejak 2003, bahkan mungkin jauh sebelum itu, sampai pada suatu saat dimana ada dua kejadian yang bertemu di kepala saya.

Hal pertama adalah ketika Saya mendapati ada beberapa diantara kawan-kawan yang menerbitkan akun baru untuk GSSTF di sebuah situs layanan pertemanan yang terus tersng saja saya akui ketenarannya. Rasanya seperti ditampar angin seribu ketika melihat hal itu, mengingat lahan yang sedang dipakai adalah lahan dimana berjuta orang sudah rela berkecimpung masuk didalamnya, dan berdesakan layaknya suasana di bis antarkota yang tiap hari saya naiki dulu ketika SMP.

Bukan tidak mau lelah berdesakannya yang jadi poin penting yang Saya keberatan. Sudah sejak lama ada perasaan kurang enak. Mungkin ada pertanyaan "Tapi kan kamu juga buka akun disitu Tos?". Ya, jawabannya benar, tapi coba Kawan-kawan lihat tanggal saya meregistrasi di akun itu. JULI 2004. Jauh sebelum semuanya jadi seterkenal ini. Dan jauh sebelum semuanya sePopular ini. Sekali lagi bukan popularitas ini yang saya sedang hiraukan. Tapi sekarang semua pun mengaku, Situs ini, seperti sudah lepas dari "janji"nya. Entah siapa yang seharusnya dipersalahkan. Semena-mena menyalahkan penerbit layanan ini, juga tidak sepenuhnya bisa dibenarkan. Jadi dengan agak berat hati Saya akan cenderung mempermasalahkan para penggunanya yang menjadikan situs yang awalnya saya letakkan kepercayaan mengemban 'tugas' menjadi situs tempat berhias diri, dan tempat me'mamer'kan profil yang sepenuh tidak bisa disebut 'profil'.

Tapi ketika itu, jujur saja tidak ada yang bisa saya lakukan. Karena saya benar-benar tidak bisa apa-apa. Saya belum cukup mengerti untuk membuat hal-hal yang berbau maya saat itu.

Terlambat, iya. Tapi mati, sama sekali tidak. Itu yang menjadikan Saya tetap 'keukeuh' mengadakan Blog ini. Semoga nantinya, blog murah ini tidak lagi menjadi murahan. Sebenarnya terlalu mahal malah jika disebut blog murah, karena semua layanan yang digunakan adalah layanan yang Kawan-kawan luar sana sering menyebut dengan layanan "0 fees". Bebas ruang, waktu juga lisensi konglomerasi.
Semoga bermanfaat. www.gsstf-unpad.co.cc


[+/-] Selengkapnya...

On the way to Ciwidey


Karena Dia, "akhirnya jalan itu sampai sudah diujung perjalanannya". Ambigius sekali kata-kata Saya barusan :).

Ya, hari yang sama. Sabtu 10 Mei 2008, pernikahan Dian & Eko, di Museum Geologi Bandung, yang dengan segala kemeriahan yang bisa disuguhkan berhasil menghabiskan energi kurang lebih sebanyak 40% dari energi yang Saya punya hari itu. Sementara bisa dibilang selesai 'jalan' itu, tapi ya masih jauh jalan lain yang harus dicapai 'kedua mempelai'(Saya pinjam dari pembawa acara). Itu mungkin ambigiusme pertama, yang kedua, hari yang sama setelah itu. Selesai resepsi pernikahan, "on the way" lah kami sebanyak dua mobil menuju Ciwidey, dataran tinggi selatan Bandung, yang sedianya menyuguhkan udara dengan temperasi dibawah rata-rata suhu kota kita.

Empat puluh persen energi itu tidak bertambah ternyata dengan duduk-duduk sejenak sebelum berangkat. Sesungguhnya, malahan, sudah Saya persiapan tubuh ini mampu menghadapi jalur Tasik-Bandung, tapi ternyata tidak jadi, dan memang energi yang Saya punya waktu itu ternyata tidak mencukupi, sepertinya. Berangkatlah ke Ciwidey, Seperti biasa jalur Masuk-Keluar Bandung selalu sama padatnya di hari Sabtu. Sudahlah, terlalu malas jika harus mengingat-ingat kejadian macet dijalan. Lebih baik kita nikmati saja apa yang 'mampu' Handphone saya lakukan. Seadanya, Kualitas buruk, Tidak Fokus, dan lain-lain, tapi masih mampu menjawab satu pernyataan pamungkas "Daripada Euweuh!". "Nya' atuh... Kumaha Maneh we lah tos..!"

Part I : Off the way to Ciwidey



Part II: On The Way to Ciwidey (Ini Bukan Opspek, atau ritual keagamaan apapun)


Sisa cuplikan perjalanan itu, saya titipkan flickr.

[+/-] Selengkapnya...

Bahasa Indonesia Saja..


Jujur saja, tulisan kali ini bukan bermaksud 'latah' dengan suasana peringatan kebangkitan nasional ke-100 dalam waktu dekat ini. Tiba-tiba saja terlintas oleh saya cuplikan pertanyaan kecil yang pernah saya baca di salah satu blog , yang saya lupa lagi tempatnya, sebuah pertanyaan "Lebih baik mana? menulis dengan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris?".

Pertanyaan macam awalnya tidak mengherankan saya, karena berkutat menulis di 'dunia' seperti ini tentu -menurut saya, akan mengabaikan sejenak teori segmentasi yang mungkin pernah dipelajari oleh kawan-kawan yang pernah belajar strategi komunikasi (saya hanya sekedar tahu saja, tapi tidak pernah belajar di jalur akademiknya). Kenapa begitu? karena segmen pasar yang mungkin dibidik penulis selalu TIDAK sama dengan target awal, selalu saja meleset entah sekecil apapun. Unsur perkembangan teknologi dan perkembangan status sosial yang banyak terjadi di masyarakat seharusnya juga diperhitungkan sebagaimana layaknya. Mediasi seperti ini punya daya jangkau yang lebar memang, tapi juga akurasi bidikan yang sangat kecil, inilah dua hal yang saling bertolak belakang.

Lalu apa yang seharusnya dilakukan untuk setidaknya meminimalisir beda potensial antara dua kutub yang saya sudah sebutkan diatas tadi? Satu-satunya jalan, yang menurut saya masih harus dilakukan adalah usaha LOKALISASI (saya yakin anda tidak berfikir macam-macam :) . Me-lokalkan tulisan kita, adalah usaha terbaik yang bisa kita lakukan untuk saat ini. Memang, 1-2 keberhasilan kawan-kawan lain menembus batas regional, sudah tidak dapat dipungkiri. Menulis blog dengan bahasa Inggris tentu saja memperluas sudut pandang mata kita bahkan sampai ke batas mata tak sanggup lagi memandang. Saya pun tidak melarang penggunaan bahasa Inggris, karena bagaimanapun sudah terlambat untuk menjadikan Bahasa Indonesia atau Bahasa Arab untuk menjadi bahasa Internasional, walaupun saya yakin bisa saja.

Berangkat dari sini, saya sekedar menyampaikan saran saja. Alangkah baiknya untuk kita, menulis dengan Bahasa Indonesia Saja. Kesulitan mengalih-bahasakan perangkat tulis kita (blogger.com misalnya) kedalam bahasa Indonesia yang mudah dimengerti, memang sulit. Tapi apa boleh buat, kita sedang duduk diatas negeri yang diatasnya mengenal bahasa Indonesia. Mau tidak mau Harus Mau.

Ada saja yang ternyata masih mencoba menciutkan semangat saya, seperti ungkapan "Daripada pakai Bahasa Indonesia tapi campur-campur bahasa Inggris nggak karuan??!!". Ya, itu adalah sebuah kekurangan. Bahasa kita ini ternyata , tidak terlalu kaya kosakata, tapi juga tidak terlalu miskin untuk kita gunakan seadanya. Seperti yang sering saya gunakan 'penggalan' Bahasa Inggris dalam beberapa tulisan, ada sebuah maksud yang ingin saya sampaikan tapi saya tidak tahu kata tepat mana yang yang digunakan, jadilah saya gunakan Bahasa Inggris sebagai 'penggalan' itu tadi, dan cepat-cepat kembali lagi ke Bahasa Indonesia setelahnya. Saya akui itu usaha terbaik saya waktu itu.

Atau juga ungkapan "Masih mending bahasa inggris, terjemahan bahasa indonesianya kacau". Cuplikan barusan adalah kata-kata saya, yang terinspirasi dari beberapa ucapan orang, yang memilih menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia 'hanya' karena terjemahan yang didapat kurang"mencukupi". Saya juga mengerti sekali akan hal ini, tetapi saya hanya mohon kerelaan hati kawan-kawan semua untuk mengalah saja pada terjemahan yang mungkin saja masih berkembeng. Sebagai contoh, entah kenapa, mungkin saya yang bodoh, kata"kuliner" tridak pernah saya dengar dulu, baru sekarang mungkin pengaruh media televisi, kata "kuliner" jadi sangat familiar, dan hasilnya, kita semua tahu dan sangat mengerti kata "kuliner" mewakili apa, dan masih banyak contoh lain. Saat ini, kita terima saja, toh dulu kita belajar Bahasa ini dari mulut orang-orang disekitar kita dari ketidak-tahuan., dari lemahnya kita akan pengertian apapun.

Jadi,
Bahasa Indonesia Saja....

[+/-] Selengkapnya...

Menulis Blog dengan Blog Tools : blogger.com


Menulis blog atau ngeblog, mungkin bagi sebagian orang adalah sangat mudah, tapi jujur saja, bagi orang sekelas saya (bukan satu kelas disekolah, maksudnya se-level), menulis entah dengan media apapun pastilah menguras (utamanya) pikiran dan ternyata juga tenaga. Awalnya, ketika memperhatikan "papan tulis" berwujud blog ini, rasanya masih kurang puas dan tidak nyaman jika yang sedang saya saksikan adalah "papan", "kanvas" yang sudah tidak enak dipandang. Keinginan untuk mengutak-atik pun mulai muncul, didukung banyaknya blogger senior kita membuat perjalanan belajar menulis dengan kanvas seluas blog ini seperti yang dimudahkan, walaupun masih saja ada kesulitan yang memang tak bisa dihindarkan lagi akibat pengalaman dan pengetahuan yang masih sangat minim.

Hari ini, saya sedang tidak berselera (akibat terkurasnya energi) mencantumkan link ke blogger-blogger senior yang tadi sudah saya singgung-singgung, hanya saja itu bukan sebuah maksud penghilangan jasa mereka -pada saya khususnya, mungkin lain kali, tapi sudah sangat dimaklumi bahwa jika-pun saya cantumkan link ke blog mereka, nama-nama yang akan muncul seperti "Kang Rohman", "Mas Fatih", "WawaZawa", "Enda Nasution", "Agus Ramadhani (O'OM)", "Priyadi Iman Nurcahyo", "Andi Miswar", "Eko Juniarto", dan waaah banyak lain, adalah nama-nama yang sudah teman-teman semua kenal.[update : sudah ada link-nya sekarang] Nah, tutorial dari mereka ini yang kemudian ikut menghias-kan blog saya secara implisit, tapi hasilnya ternyata sangat eksplisit bagi saya. Kalau begitu, secara impli-eks(plisit) pula saya menyampaikan terimakasih pada om dan tante semuanya, dan mohon maaf bila nama tidak tersebut.

Saya baru saja mencoba menorehkan 'pena' disini, terbukti memang posting yang saya lakukan pun masih bisa dihitung dengan jari tangan saya sendiri, tanpa perlu bantuan jari tangan orang lain. Tapi semoga saja kebiasaan ini bukanlah kebiasaan sesaat seperti yang kalau saya tidak salah dengar, pernah diungkapkan oleh seseorang. Karena apapun bentuk kanvasnya, menurut saya, seorang pelukis tidak akan pernah membiarkan kanvas-nya kosong melompong, kecuali yang mungkin mengaku pelukis, tapi ternyata sama sekali tidak suka melukis, seorang ahli ternyata tidak pernah menunjukkan tabi'at ke-ahli-annya. Dan berangkat dari pernyataan saya barusan, ada kecenderungan dalam diri saya untuk sekedar menuangkan apa saja yang mampu saya lakukan disini, mohon bantuannya pada om-tante sekalian.

Lelah sebenarnya untuk terus berkembang, tapi mungkin itulah manusia, semoga saya tidak terlalu serakah dalam belajar, secukupnya saja. Blog inipun, yaa.. jelek-jelek juga, lumayan lah menurut saya, yang penting itu tadi, "papan" tempat saya menggores kapur yang mungkin saja berisi ide yang tak mungkin tertolak dari dalam kepala, sebisa mungkin saya persiapkan supaya nyaman, walaupun itu adalah batas minimal bagi saya sendiri, dengan harapan, definisi kenyaman kita semua dalam men"citra" bentuk tulisan, setidaknya ada beberapa poin yang sama.

[+/-] Selengkapnya...

Untuk Daniel Satyaloka


Entah kenapa..., paaaasss pisan (paaaasss sekali)

Saya sedang cukup legowo buka friendster, yang dari sini masih "temporary maintenance". Begini ceritanya.
  1. Log In friendster, masih bisa mungkin karena proses perbaikannya parsial per user-nya,
  2. Masuk daftar friends. terlihat dari kejauhan sini seseorang yg punya nickname (sekaligus realname) "Daniel". Lengkapnya Daniel Satyaloka bin.... (tidak perlu disebutkan, daripada menimbulkan kontroversi kekanakan di kemudian hari),
  3. Klik nama beliau, beberapa detik kemudian keluarlah profile beliau,
  4. Sengaja langsung drag ke arah komentar-komentar dari friends-nya, termasuk juga ada komentar saya rupanya, agak lupa so'alnya.
  5. Dua friends bernickname smuasayangeko dan Ifnul mengucapkan, singkatnya, ucapan selamat ulang tahun. Yang satu menggunakan kata-kata, yang lain menggunakan foto untuk mengungkapkan ucapannya,
  6. Jujur saya tidak ingat, tapi yang aneh.... saya kutip kata-kata saya sendiri "Entah kenapa..., paaaasss pisan (paaaasss sekali)".
  7. Saya niatkan, walaupun rada kumahaaaa gitu, saya letakkan ucapan itu di sini.
  8. Berupa.... jreng...jreng...jreng....

Betapa,
sebuah lencana kehidupan ternyata
memang harus disematkan di baju kebesaran kita masing-masing.

Seharusnya bukankah setiap kita sadar,
bahwa semakin bertahta sebuah mahkota,
semakin beratlah, beratnya.

kalau begitu, maafkan aku ibu,
tak satupun lencana itu ada di selipan saku kemeja ini


Ini, untukmu nil, asal tau ya... kata adzis,
"Heh, gak boleh mencela puisi tau!"
HARAM!! <-- (kalo yg ini tambahan dari saya nil, tapi gak ada dalilnya sih)


Begitu dulu sajalah,
assalamu 'alaikum -firdaus ariefatosa-

[+/-] Selengkapnya...

Antara... Aku, Kau dan Bekas Asbakmu


(Sebelumnya -red, Mohon maaf mas iwan fals, saya gunakan judul ini dengan tanpa bermaksud 'membunuh karakter' siapa-siapa)





Kawan-kawan pilih saja sendiri, menurut hati masing-masing, tanpa harus menyakiti orang lain, Kecuali hati kawan-kawan meyakini menyakiti hati orang lain demi kebaikan adalah baik. Memang, dua hal itu tidak laik dipertentangkan, di satu sisi, kita sebagai manusia Alhamdulillah diberi akal untuk mencerna dengan baik sampai dimana sebuah keburukan harus segera dicegah,. Akan tetapi bukankah pengaruh yang baik dalam menyampaikan sebuah gagasan bisa terlihat dari hasilnya yang tentu saja adalah buah dari proses yang dipilih. Secara utuh jika kita ingin melihat permasalahan ini, tidak begitu kontroversial karena hanya antara kubu "anti" dan "tidak begitu anti", bukan kubu "anti" dan "pro".

Mungkin kali ini saya akan berimajinasi ke sebuah negara yang dipimpin oleh pemimpin yang sangat adil, yang kesemuanya ia lakukan karena dan hanya karena amanah dari Tuhannya sebagai seorang pemimpin. Kebetulan ada dua negara yang sedang mampir ke kepala saya yang hari ini entah sedang dirundung apa sampai-sampai rasanya sulit sekali untuk tegak :
  1. Si Pemimpin negeri imajiner saya yang pertama tegas menutup seluruh pabrik rokok dalam negerinya, mengganti lahan perkebunan penghasil bahan baku rokok di penjuru negerinya, menutup gerbang masuknya impor bahan baku ataupun hasil jadi produksi rokok dari luar negeri, menetapkan peraturan tentang hukuman yang sangat berat bagi pelanggarnya. Peraturan ini berlaku juga untuk selain rokok, seperti minuman beralkohol (sekecil apapun prosentase kadar alkoholnya), minuman tak beralkohol tapi ternyata memabukkan (jika ada), dan yang lainnya yang saya tidak sempat ingat. Sebagai ganti bagi orang-orang yang dirugikan, dalam artian pekerjaan, bukan permasalahan kepuasan menikmatinya, di alokasikan bagi mereka tempat pekerjaan yang baru dengan upah yang sama atau lebih tinggi jika memungkinkan, walaupun tidak dengan kenyamanan yang sama. Tapi karena pemimpinnya adalah seorang yang seadil itu, maka permasalahan kenyamanan yang berkurang sama sekali tidak menggerakkan mereka untuk berduyun-duyun turun kejalan. Semua itu dia lakukan karena dan hanya karena amanah dari Tuhannya yang mewajibkan ia bertanggungjawab atas apa yang ia pimpin. Setelah pemimpin ini meninggal dunia, penggantinya, Alhamdulillah masih tetap berpegang pada amanah, dengan terus melengkapi apa yang masih belum dikerjakan oleh pemimpin pertama tadi, begitu seterusnya hingga kiamat tiba. Akhirnya, Happy ending InsyaAllah. Mudah kan... ya mudah karena hanya ada di kepala saya.

  2. Kebetulan pikiran saya melayang-layang memikirkan negeri kedua ini, yang saya ingat betul adalah akhir ceritanya saja. Bersiaplah, kali ini sangat panjang ceritanya. Hasil akhir sama, tapi dengan melalui perjalanan demokratis mirip2 negeri kita ini. Mulanya, ada rapat anggota dewan, lalu diskusi pro dan kontra, lalu pembentukkan komisi kerja, , pemilihan ketua komisi plus test uji durabilitasnya , lalu ada juga fit and proper test untuk anggota komisi yang lain oleh anggota dewan, lalu rapat anggota dewan membahas anggaran untuk komisi kerja ini, lalu rapat komisi kerja, lalu... ya.. sempat ada dugaan korupsi aliran dana, tapi tidak selesai diproses, tapi si terduga didepak juga akhirnya, ada yang terlewat, selama proses diatas, rakyat yang pro dan kontra bergantian sudah melakukan demonstrasi di depan gedung parlemen, sempat terjadi bentrok antar demonstran tapi tidak ada korban jiwa, hanya korban harta saja, untuk berobat ke puskesmas karena badannya pegal-pegal setelah berjalan jauh dari rumahnya ke depan gedung parlemen. Pekerjaan dewan terus berjalan karena ada pepatah The show must go on, even the 'show' is going 'on'. Peraturan baru sudah ditetapkan, Presiden mengiyakan, karena dia hanyalah mandataris yang cuma menerima mandat saja. Diluar masih tetap ada demo, tapi demo-nya semakin beragam, mulai dari prostes dan kontrates permasalahan penutupan pabrik rokok tadi, sampai protes kenaikan gaji buruh untuk selain buruh pabrik rokok karena ada kemungkinan jika pabrik rokok ditutup, maka pabrik-pabrik tempat mereka bekerja ada kemungkinan semakin banyak pekerjanya, dan mereka takut terkena pemotongan gaji bahkan PHK. O iya... Mahasiswa... Mahasiswa mencoba berpikir keras karena mereka punya kepala yang cukup besar untuk menampung otak mereka yang juga bervolume besar, tenang... mahasiswi juga ikut mendukung mahasiswanya juga kok, jadi setidaknya ada yang bersedia membawakan makanan dan minuman untuk orator yang tiap 4 menit setengah harus minum sebotol air mineral 1,5 liter karena harus tetap menjaga artikulasi dan power suaranya, supaya di panggung demo dia tetap jadi orator yang mampu mambakar hangus semangat demonstran lain. Petugas keamanan tetap siaga, walaupun ada sedikit bentrok kecil-kecilan di sana-sini, yang cuma sampai batas saling ejek saja. "Dasar lu! penghalang kebebasan demokrasi!!" kata mahasiswa (biasalah, mereka kan terbiasa memilih kata-kata yang tersruktur, walaupun belum tentu tahu maknanya), dijawab dengan "Eeeh kamu menghina petugas, anda tahu kan bahwa melawan petugas ada pasalnya (ada ganjaran berdasar kekuatan hukum maksudnya -red), kalau anda melawan saya bisa bertindak, saya selain petugas juga penindak, jadi saya berhak menindak anda" jawab Pak petugas keamanan (karena memang gaya bicaranya sudah terlatih untuk tegas dan sedikit membelit, ya seperti itu lah pilihan kata-katanya). Seiring berjalanan waktu, pabrik-pabrik rokok sudah ditutup, ada yang di re-lokasi untuk pabrik lain, semua buruh sudah mendapatkan kembali pekerjaannya. Kecuali yang sudah keburu tidak lagi berminat bekerja, karena apa... proses ini berlangsung lamaaaa sekali, karena mangadopsi sebuah sistem juga berarti mengadopsi keseluruhan proses sistem tersebut. yaaah sekitar 9 tahun 4 bulan masalah ini baru ter'selesaikan'. Itu presiden dan wakilnya sudah ganti 3,5 kali. Maksudnya Presiden ganti, wapres naik jadi presiden itu yang stengahnya. Sama-sama aja akhirnya, di dunia mah.
Sampailah kita pada akhir cerita. TerimaKasih, karena masih sudi-sudinya membaca tulisan tidak penting ini.

[+/-] Selengkapnya...

Ada yang sedang berjuang hari ini...


Yaa....
Hari ini, ada yang sedang menahan perih dan sesak di dada, entah kenapa, mungkin dia yang peparu-nya sehat sehat saja, tiba-tiba mengerut dan seperti sedang kambuh bronkitis akutnya.

Jika menghadapi dia bisa dibatalkan saja, atau bisa tidak pernah terjadi saja, sepertinya lirik satu lagu peterpan ini tidak akan se'menarik' itu bagi saya. Atau mungkin ariel tidak akan pernah punya ide apa-apa soal lagu yang menarik saya itu (menarik saya supaya masuk menjadi subyek penderita dari lagu itu).... apa??..lagu yang tentang cinta??.. wah.. sangat disayangkan, bukan.

Untungnya, dia yang sedang berjuang itu, tidak pernah mau membiarkan hamburan cahaya dari layar ini masuk ke bidang layar matanya. Jadi rasa-rasanya tulisan ini tidak pernah akan terbaca olehnya, kecuali kalau Anda menyampaikannya. Tapi kalaupun tersampaikan toh tidak apa-apa, karena memang ini bukan apa-apa.

ya kan d**s... (Dengan sangat hormat disensor, karena pemilik nama ternyata keberatan. Maaf. Ini terjadi karena kecerobohan saya yang tidak terlebih dahulu menanyakan kepada sang empunya nama. Sekali lagi maaf.)

[+/-] Selengkapnya...

 
Terima Kasih Dunia Atas Segala Inspirasi dan Warna Suara . DuaRibuDuaBelas. MMXII . Firdaus™
Subscribe with Bloglines Blog