Jujur saja, tulisan kali ini bukan bermaksud 'latah' dengan suasana peringatan kebangkitan nasional ke-100 dalam waktu dekat ini. Tiba-tiba saja terlintas oleh saya cuplikan pertanyaan kecil yang pernah saya baca di salah satu blog , yang saya lupa lagi tempatnya, sebuah pertanyaan "Lebih baik mana? menulis dengan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris?".
Pertanyaan macam awalnya tidak mengherankan saya, karena berkutat menulis di 'dunia' seperti ini tentu -menurut saya, akan mengabaikan sejenak teori segmentasi yang mungkin pernah dipelajari oleh kawan-kawan yang pernah belajar strategi komunikasi (saya hanya sekedar tahu saja, tapi tidak pernah belajar di jalur akademiknya). Kenapa begitu? karena segmen pasar yang mungkin dibidik penulis selalu TIDAK sama dengan target awal, selalu saja meleset entah sekecil apapun. Unsur perkembangan teknologi dan perkembangan status sosial yang banyak terjadi di masyarakat seharusnya juga diperhitungkan sebagaimana layaknya. Mediasi seperti ini punya daya jangkau yang lebar memang, tapi juga akurasi bidikan yang sangat kecil, inilah dua hal yang saling bertolak belakang.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan untuk setidaknya meminimalisir beda potensial antara dua kutub yang saya sudah sebutkan diatas tadi? Satu-satunya jalan, yang menurut saya masih harus dilakukan adalah usaha LOKALISASI (saya yakin anda tidak berfikir macam-macam :) . Me-lokalkan tulisan kita, adalah usaha terbaik yang bisa kita lakukan untuk saat ini. Memang, 1-2 keberhasilan kawan-kawan lain menembus batas regional, sudah tidak dapat dipungkiri. Menulis blog dengan bahasa Inggris tentu saja memperluas sudut pandang mata kita bahkan sampai ke batas mata tak sanggup lagi memandang. Saya pun tidak melarang penggunaan bahasa Inggris, karena bagaimanapun sudah terlambat untuk menjadikan Bahasa Indonesia atau Bahasa Arab untuk menjadi bahasa Internasional, walaupun saya yakin bisa saja.
Berangkat dari sini, saya sekedar menyampaikan saran saja. Alangkah baiknya untuk kita, menulis dengan Bahasa Indonesia Saja. Kesulitan mengalih-bahasakan perangkat tulis kita (blogger.com misalnya) kedalam bahasa Indonesia yang mudah dimengerti, memang sulit. Tapi apa boleh buat, kita sedang duduk diatas negeri yang diatasnya mengenal bahasa Indonesia. Mau tidak mau Harus Mau.
Ada saja yang ternyata masih mencoba menciutkan semangat saya, seperti ungkapan "Daripada pakai Bahasa Indonesia tapi campur-campur bahasa Inggris nggak karuan??!!". Ya, itu adalah sebuah kekurangan. Bahasa kita ini ternyata , tidak terlalu kaya kosakata, tapi juga tidak terlalu miskin untuk kita gunakan seadanya. Seperti yang sering saya gunakan 'penggalan' Bahasa Inggris dalam beberapa tulisan, ada sebuah maksud yang ingin saya sampaikan tapi saya tidak tahu kata tepat mana yang yang digunakan, jadilah saya gunakan Bahasa Inggris sebagai 'penggalan' itu tadi, dan cepat-cepat kembali lagi ke Bahasa Indonesia setelahnya. Saya akui itu usaha terbaik saya waktu itu.
Atau juga ungkapan "Masih mending bahasa inggris, terjemahan bahasa indonesianya kacau". Cuplikan barusan adalah kata-kata saya, yang terinspirasi dari beberapa ucapan orang, yang memilih menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia 'hanya' karena terjemahan yang didapat kurang"mencukupi". Saya juga mengerti sekali akan hal ini, tetapi saya hanya mohon kerelaan hati kawan-kawan semua untuk mengalah saja pada terjemahan yang mungkin saja masih berkembeng. Sebagai contoh, entah kenapa, mungkin saya yang bodoh, kata"kuliner" tridak pernah saya dengar dulu, baru sekarang mungkin pengaruh media televisi, kata "kuliner" jadi sangat familiar, dan hasilnya, kita semua tahu dan sangat mengerti kata "kuliner" mewakili apa, dan masih banyak contoh lain. Saat ini, kita terima saja, toh dulu kita belajar Bahasa ini dari mulut orang-orang disekitar kita dari ketidak-tahuan., dari lemahnya kita akan pengertian apapun.
Jadi,
Bahasa Indonesia Saja....
Pertanyaan macam awalnya tidak mengherankan saya, karena berkutat menulis di 'dunia' seperti ini tentu -menurut saya, akan mengabaikan sejenak teori segmentasi yang mungkin pernah dipelajari oleh kawan-kawan yang pernah belajar strategi komunikasi (saya hanya sekedar tahu saja, tapi tidak pernah belajar di jalur akademiknya). Kenapa begitu? karena segmen pasar yang mungkin dibidik penulis selalu TIDAK sama dengan target awal, selalu saja meleset entah sekecil apapun. Unsur perkembangan teknologi dan perkembangan status sosial yang banyak terjadi di masyarakat seharusnya juga diperhitungkan sebagaimana layaknya. Mediasi seperti ini punya daya jangkau yang lebar memang, tapi juga akurasi bidikan yang sangat kecil, inilah dua hal yang saling bertolak belakang.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan untuk setidaknya meminimalisir beda potensial antara dua kutub yang saya sudah sebutkan diatas tadi? Satu-satunya jalan, yang menurut saya masih harus dilakukan adalah usaha LOKALISASI (saya yakin anda tidak berfikir macam-macam :) . Me-lokalkan tulisan kita, adalah usaha terbaik yang bisa kita lakukan untuk saat ini. Memang, 1-2 keberhasilan kawan-kawan lain menembus batas regional, sudah tidak dapat dipungkiri. Menulis blog dengan bahasa Inggris tentu saja memperluas sudut pandang mata kita bahkan sampai ke batas mata tak sanggup lagi memandang. Saya pun tidak melarang penggunaan bahasa Inggris, karena bagaimanapun sudah terlambat untuk menjadikan Bahasa Indonesia atau Bahasa Arab untuk menjadi bahasa Internasional, walaupun saya yakin bisa saja.
Berangkat dari sini, saya sekedar menyampaikan saran saja. Alangkah baiknya untuk kita, menulis dengan Bahasa Indonesia Saja. Kesulitan mengalih-bahasakan perangkat tulis kita (blogger.com misalnya) kedalam bahasa Indonesia yang mudah dimengerti, memang sulit. Tapi apa boleh buat, kita sedang duduk diatas negeri yang diatasnya mengenal bahasa Indonesia. Mau tidak mau Harus Mau.
Ada saja yang ternyata masih mencoba menciutkan semangat saya, seperti ungkapan "Daripada pakai Bahasa Indonesia tapi campur-campur bahasa Inggris nggak karuan??!!". Ya, itu adalah sebuah kekurangan. Bahasa kita ini ternyata , tidak terlalu kaya kosakata, tapi juga tidak terlalu miskin untuk kita gunakan seadanya. Seperti yang sering saya gunakan 'penggalan' Bahasa Inggris dalam beberapa tulisan, ada sebuah maksud yang ingin saya sampaikan tapi saya tidak tahu kata tepat mana yang yang digunakan, jadilah saya gunakan Bahasa Inggris sebagai 'penggalan' itu tadi, dan cepat-cepat kembali lagi ke Bahasa Indonesia setelahnya. Saya akui itu usaha terbaik saya waktu itu.
Atau juga ungkapan "Masih mending bahasa inggris, terjemahan bahasa indonesianya kacau". Cuplikan barusan adalah kata-kata saya, yang terinspirasi dari beberapa ucapan orang, yang memilih menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia 'hanya' karena terjemahan yang didapat kurang"mencukupi". Saya juga mengerti sekali akan hal ini, tetapi saya hanya mohon kerelaan hati kawan-kawan semua untuk mengalah saja pada terjemahan yang mungkin saja masih berkembeng. Sebagai contoh, entah kenapa, mungkin saya yang bodoh, kata"kuliner" tridak pernah saya dengar dulu, baru sekarang mungkin pengaruh media televisi, kata "kuliner" jadi sangat familiar, dan hasilnya, kita semua tahu dan sangat mengerti kata "kuliner" mewakili apa, dan masih banyak contoh lain. Saat ini, kita terima saja, toh dulu kita belajar Bahasa ini dari mulut orang-orang disekitar kita dari ketidak-tahuan., dari lemahnya kita akan pengertian apapun.
Jadi,
Bahasa Indonesia Saja....
5 tanggapan:
Any type of comment will be accepted and published. Except spam!
Subscribe to my feed | Subscribe comment feed
Yups..setuju banget tuh...bukankah dengan menggunakan Bahasa Lokal, malah lebih erat terjalin silaturrahmi?? toh, lebih nyaman buat sharing...
saya pake bahasa lokal dan interlokal kang, krn ada orientasi tuk cari $$ sih hehe
bahasa inggris boleh bahasa indonesia ok, gitu yah kang firdaus... kalo lagi pengin inggris ya inggris, kalo nasionalisme bangkit yah pake indonesia... peace...peace
hidup bahasa indonesia
setuju Indonesia kang, lha wong aq g bisa Ingris kok. toh kalo orang luar tertarik bisa ditranslate pake google translate.
Beri Komentar
Silahkan tanggapi tulisan ini. Blognya firdaus mendukung "DO FOLLOW". Artinya, Setiap komentar yang diberikan, akan dibalas dengan backlink dari sini.
(Jangan buang-buang waktu dengan melakukan SPAMMING. Komentar yang ber'bau' SPAM akan dihapus.)
(Atau bila rindu menggunakan Form Komentar Lama Terima Kasih Yang Sebesar-besarnya)